Paris Saint-Germain 4-0 Atletico Madrid
Paris Saint-Germain mengalahkan Atletico Madrid dengan skor telak 4-0 di Rose Bowl Stadium dalam fase grup Piala Dunia Antarklub FIFA 2025 yang digelar pada Senin (16/6/2025).
Raksasa Paris mencetak gol melalui Fabian Ruiz (19′), Vitinha (45+1′), Senny Mayulu (87′) dan Lee Kang-in (90+7′). Hasilnya membuat pasukan Luis Enrique mengoleksi tiga poin di Grup B. Sedangkan skuad asuhan Diego Simeone berada di dasar klasemen grup.
Jalannya Pertandingan
Babak pertama
Paris Saint-Germain tampil dengan semangat tinggi sejak awal pertandingan, langsung menekan pertahanan Atletico Madrid dengan intensitas luar biasa. Strategi agresif ini memaksa tim tamu untuk bertahan total sejak menit pertama, menghadapi tekanan konstan dari tuan rumah yang mendominasi tempo permainan.
Keunggulan Paris Saint-Germain tak butuh waktu lama untuk terwujud. Pada menit ke-19, Fabian Ruiz berhasil memanfaatkan celah di lini belakang Atletico Madrid yang tampak kurang sigap dalam mengantisipasi pergerakan lawan. Gol ini menjadi hasil nyata dari tekanan bertubi-tubi yang dilancarkan Paris Saint-Germain sejak awal laga.
Meski berada dalam tekanan, Atletico Madrid tak tinggal diam. Mereka beberapa kali mencoba melancarkan serangan balik cepat untuk mengejar ketertinggalan. Namun, penyelesaian akhir yang kurang maksimal membuat upaya tersebut gagal menguji kesigapan Gianluigi Donnarumma di bawah mistar gawang Paris Saint-Germain.
Sepanjang babak pertama, penguasaan bola terus didominasi oleh Paris Saint-Germain. Para pemain tengah dan depan mereka mampu menciptakan berbagai peluang berbahaya yang memaksa Jan Oblak bekerja ekstra keras untuk menjaga gawang tetap aman. Kiper asal Slovenia itu melakukan sejumlah penyelamatan gemilang guna mencegah keunggulan Paris Saint-Germain bertambah lebih cepat.
Menjelang akhir babak pertama, tekanan Paris Saint-Germain kembali membuahkan hasil. Kombinasi permainan cepat dari lini tengah ke sisi sayap menghasilkan peluang matang yang diselesaikan dengan sempurna oleh Vitinha. Gol di masa injury time babak pertama ini semakin memperbesar keunggulan Paris Saint-Germain dan memberikan pukulan psikologis bagi Atletico Madrid yang tampak kesulitan keluar dari tekanan.
Babak pertama pun ditutup dengan skor 2-0 untuk keunggulan Paris Saint-Germain. Dominasi mereka di atas lapangan terlihat jelas, baik dalam hal penguasaan bola, jumlah peluang, maupun intensitas serangan yang tak memberi banyak ruang bagi Atletico Madrid untuk berkembang.
Babak kedua
Memasuki babak kedua, Atletico Madrid mencoba mengubah pendekatan permainan dengan meniru tekanan tinggi yang sebelumnya diterapkan oleh Paris Saint-Germain. Namun, upaya tersebut justru menjadi bumerang. Alih-alih berhasil menekan, mereka kehilangan kendali permainan dan kembali berada dalam situasi tertekan akibat kehilangan bola di area berbahaya.
Paris Saint-Germain, yang tampil konsisten dan disiplin dalam menyerang, terus menekan lini belakang Atletico Madrid. Peluang demi peluang kembali tercipta, dan mereka nyaris menambah keunggulan andai saja penyelamatan luar biasa dari Jan Oblak tidak menggagalkan tembakan yang sempat membentur mistar gawang. Kiper Atletico Madrid tersebut menjadi satu-satunya tembok penghalang yang menjaga skor agar tidak semakin melebar lebih cepat.
Di tengah tekanan, Atletico Madrid sempat menyarangkan bola ke gawang Paris Saint-Germain melalui Julian Alvarez. Sayangnya, gol tersebut tidak disahkan setelah tinjauan Video Assistant Referee (VAR) mengidentifikasi adanya pelanggaran dalam proses pembangunan serangan, tepatnya terhadap Desire Doue. Keputusan ini bukan hanya menggugurkan harapan Atletico Madrid untuk memperkecil ketertinggalan, tetapi juga memberikan pukulan mental yang signifikan bagi skuad asuhan Diego Simeone.
Keadaan semakin memburuk bagi Atletico Madrid ketika Clement Lenglet diganjar kartu merah pada menit ke-78. Kehilangan satu pemain membuat lini pertahanan mereka semakin terbuka dan sulit untuk menahan gelombang serangan Paris Saint-Germain yang terus mengalir.
Paris Saint-Germain memanfaatkan situasi tersebut dengan sangat baik. Menjelang akhir pertandingan, dominasi mereka kembali menghasilkan gol. Senny Maluyu sukses mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-87 setelah melepaskan tembakan akurat yang tak mampu dihalau Oblak.
Tak berhenti di situ, Paris Saint-Germain mendapat hadiah penalti di masa injury time babak kedua. Lee Kang-in yang dipercaya sebagai eksekutor berhasil menjalankan tugasnya dengan tenang dan mencetak gol keempat untuk Paris Saint-Germain pada menit ke-90+7.
Pertandingan pun berakhir dengan kemenangan meyakinkan 4-0 untuk Paris Saint-Germain. Performa mereka yang solid di semua lini menjadi kunci utama dalam hasil akhir ini, sementara Atletico Madrid harus menerima kenyataan pahit setelah gagal keluar dari tekanan sejak awal laga.
Susunan Pemain
Paris Saint-Germain (4-3-3): Gianluigi Donnarumma; Achraf Hakimi, Marquinhos, Willian Pacho, Nuno Mendes (Lucas Hernandez 79); Joao Neves, Vitinha, Fabian Ruiz (Lee Kang In 70); Desire Doue (Ibrahim Mbaye 80), Goncalo Ramos (Senny Mayulu 65), Khvicha Kvaratskhelia (Warren Zaire-Emery70)
Pelatih: Luis Enrique
Atletico Madrid (4-4-2): Jan Oblak; Marcos Llorente, Robin Le Normand, Clement Lenglet, Javi Galan (Reinildo 62); Giuliano Simeone (Angel Correa 62), Rodrigo De Paul (Conor Gallagher 63), Pablo Barrios (Alexander Sorloth 70), Samuel Lino (Koke 46); Julian Alvarez, Antoine Griezmann
Pelatih: Diego Simeone
Statistik
- Paris Saint-Germain mencatatkan penguasaan bola sebesar 74,4%, jauh mengungguli Atletico Madrid yang hanya mampu menguasai 25,6%.
- Ketimpangan juga tercermin dari jumlah tembakan tepat sasaran, di mana Paris Saint-Germain melepaskan 11 tembakan ke arah gawang lawan, sementara Atletico Madrid hanya mampu menghasilkan satu. Secara keseluruhan, Paris Saint-Germain melakukan 16 percobaan tembakan, sedangkan Atletico Madrid hanya lima kali mencoba mencetak gol.
- Paris Saint-Germain melakukan tujuh pelanggaran, sedikit lebih sedikit dibandingkan Atletico Madrid yang melakukan delapan. Dari sisi disiplin, Atletico Madrid juga tampak lebih sering melakukan pelanggaran keras, terlihat dari lima kartu kuning yang mereka terima, sementara Paris Saint-Germain hanya mendapatkan dua. Selain itu, Atletico Madrid juga harus bermain dengan 10 pemain setelah satu pemain mereka menerima kartu merah.
- Dalam situasi bola mati, Paris Saint-Germain mendapatkan empat tendangan sudut, dua kali lebih banyak dari Atletico Madrid yang hanya memperoleh dua.
- Keunggulan Paris Saint-Germain dalam mengontrol permainan juga terlihat dari minimnya ancaman ke gawang mereka, yang hanya membutuhkan satu kali penyelamatan dari kiper. Sebaliknya, kiper Atletico Madrid harus berjibaku dengan enam penyelamatan untuk menahan gempuran Paris Saint-Germain sepanjang pertandingan.
Man of The Match – Vitinha

Vitinha tampil luar biasa dalam pertandingan melawan Atletico Madrid dan dinobatkan sebagai pemain terbaik. Gelandang asal Portugal tersebut menjadi sosok kunci dalam kemenangan Paris Saint-Germain berkat kontribusi besarnya di lini tengah.
Ia mencetak satu gol penting di babak pertama dan tampil dominan sepanjang laga. Dengan tingkat keberhasilan umpan mencapai 97 persen dari 114 percobaan, Vitinha menunjukkan permainan yang sangat efektif dan elegan, melanjutkan performa impresifnya sepanjang musim 2024/2025.
Pertandingan Berikutnya
Paris Saint-Germain akan menghadapi Botafogo untuk lanjutan fase grup Piala Dunia Antarklub FIFA 2025 yang digelar pada Jumat (20/6/2025). Sementara itu, Atletico Madrid akan menghadapi Seattle Sounders di kompetisi yang sama. Jangan ketinggalan sengitnya persaingan di Piala Dunia Antarklub FIFA. Simak terus prediksi kompetisi tersebut di SBOTOP.
●●●
Kunjungi halaman blog kami untuk membaca berita SEPAK BOLA dan informasi pasaran taruhan
Selalu menjadi yang terdepan dalam mendapatkan informasi seputar olahraga dan bursa taruhan